Epistemik Indonesia

TUMBUHNYA SOLIDARITAS WARGA DI TENGAH PANDEMI: GOTONG ROYONG SEBAGAI MODAL SOSIAL

Date

PANDEMI COVID-19 seolah menjadi batu uji bagi daya tahan sosial masyarakat kita. Dia berlaku pula sebagai antangan yang menginterupsi ikatan kewargaan kita sebagai bagian dari komunitas. Melalui pandemi, fondasi kehidupan sosial kita ditantang sekaligus diperkuat. Munculnya berbagai solidaritas yang mewujud dalam ragam inisiatif lokal, adalah jawaban atas berbagai tantangan tersebut. Kendati terhimpit dalam kondisi yang sulit, elan solidaritas dalam masyarakat muncul. Mengingatkan kita tentang pentingnya merawat gotong royong sebagai modal sosial dalam hidup berbangsa...

SOLIDARITAS WARGA: BEBERAPA PETIKAN PENGALAMAN

Praktik gotong royong mewujud dalam berbagai bentuk solidaritas dan inisitif-inisiatif lokal. Dalam bentuk virtual, aksi solidaritas tersebut tercermin melalui laman-laman digital seperti: wargabantuwarga.com, kitabisa.com, KawalCOVID19, Indo Relawan, Qiscus, Kata.ai, Forum Zakat, dan lain sebagainya. Malalui tagar #WargaBantuWarga, atau laman wargabantuwarga.com misalnya, publik saling membantu untuk berbagi informasi seputar akses dan bantuan kesehatan dalam melawan COVID-19. Kanal ini diinisiasi oleh sejumlah masyarakat dan digunakan untuk mengumpulkan informasi yang selama ini tersebar di berbagai situs, artikel, sosial media, dan broadcast pesan di komunitas. Kanal tersebut menampung sejumlah informasi COVID-19 seperti daftar kontak fasilitas dan alat kesehatan per provinsi, laman edukasi seputar COVID-19, hingga prosedur melakukan isolasi mandiri.

Tidak hanya terjadi pada ranah virtual, solidaritas warga juga nampak pada jaringan-jaringan non-virtual. Upaya kolektif untuk secara bersama-sama bertahan di tengah Pandemi COVID-19, telah berhasil menautkan simpul- simpul sosial dan kultural dalam masyarakat yang selama ini tidak terpaut. Jaringan-jaringan warga yang sebelumnya terserak, dalam waktu yang cepat berhasil saling bertemu dan terikat.

Salah satu praktik solidaritas warga yang sangat terasa ketika itu adalah gerakan bersama dalam menyediakan alat kesehatan. Salah satu alat kesehatan yang sangat dibutuhkan warga, terlebih di awal-awal pandemi adalah tabung oksigen. Tidak sebandingnya permintaan dan ketersediaan tabung oksigen di pasaran, menjadikan harga tabung oksigen ketika itu melambung tinggi. Di Jakarta misalnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan harga jual oksigen melonjak tajam hingga 900% pada sejumlah marketplace. Padahal, terkait harga, secara regulasi sebenarnya sudah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/4826/2021 Tentang Harga Eceran Tertinggi Obat Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Namun, dalam praktiknya, masih banyak ditemukan pelanggaran oleh sebagian pihak yang sengaja memanfaatkan kelangkaan barang di masa Pandemi COVID-19 sebagai peluang menumpuk keuntungan…

More
articles