Epistemik Indonesia

LANGKAH MITIGASI TERHADAP DAMPAK EKONOMI ATAS PENYEBARAN VIRUS CORONA

Date

Pada penghujung tahun 2019, dunia masih hangat memperbincangkan analisis di sana-sini seputar faktor-faktor ekonomi yang menyebabkan terjadinya ketidakpastian global. Tentu tidak ada yang menyangka, bahwa akan terjadi disrupsi sedemikian rupa yang signifikan akibat dari kemunculan wabah virus varian baru dari corona virus, yaitu COVID 19. Dunia terguncang oleh wabah yang terhitung masif sepanjang 3 bulan terahir ini. Tentu hal tersebut berbeda dengan perkiraan adanya perubahan cuaca ataupun iklim yang masih dapat ditaksir, masih dapat diperkirakan. Namun tidak dengan virus ini, epidemi COVID-19 masih menyisakan misteri, masih banyak yang belum dapat dipahami terhadap varian baru keluarga virus Corona tersebut...

Mitigasi Hukum

Situasi yang semakin tidak menentu akibat dari masifnya virus corona yang terjadi di Negeri ini telah cukup membuat kepanikan dam keresahan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Hal ini semakin mengkhawatirkan ditengarai oleh pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang boleh jadi akan memukul sendi-sendi perekonomian Indonesia. Sebab, seperti analisis yang diungkapkan oleh Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal, bahwa pertumbuhan ekonomi kita sangat didukung oleh konsumsi. Sejatinya, kita tak pernah atau kapan wabah ini akan terjadi menimpa negeri ini. Namun setidaknya, ada beberapa skenario kemungkinan yang harus diupayakan oleh pemerintah dalam hal upaya mitigasi mengantisipasi dampak ekonomi Negara Indonesia. Indonesia masih tergantung pada ekspor bahan mentah (seperti batu bara, sawit, dll.), jika situasi global masih demikian parah, dapat dipastikan harga ekspor akan menurun, imbasnya akan berdampak juga pada harga komoditas di kemudian hari. Hal ini pun akan menjadikan daya beli semakin menurun, ketika daya beli mulai menurun, maka para pengusaha tidak akan mendapat keuntungan dari hasil investasi tersebut. Praktis, hal ini akan secara berturut- turut mengancam mata rantai sektor lainnya, yang lebih parah: konsumsi rumah tangga & investasi. Tidak luput pada sektor perbankan, akibat dari wabah virus ini yang mengharuskan para pekerja, pelajar, pegawai ASN untuk bekerja di rumah akan mengancam pendapatan pelaku usaha kecil, seperti UMKM, begitu pun dengan pekerja ojek online, sopir taksi, bus, angkot, dan pekerja harian lainnya akan berpotensi terjadinya pembiayaan kredit yang macet. Risiko kredit macet akan terus meningkat jika wabah virus ini berlanjut dan tidak segera ditangani. Perlu ada upaya mitigasi yang baik, untuk menghindari dampak yang cukup serius…

Dalam kasus penyebaran virus corona, maka ia menyeruak bukan hanya menjadi isu kesehatan saja, akan tetapi menjadi isu multidimensi yang bersinggungan dengan konteks sosial masyarakat. Telah banyak kegiatan yang terhenti akibat dampak penyebaran virus ini, salah satu yang cukup terasa ialah kantor dan sekolah. Walaupun terdapat upaya mengatasinya dengan aktivitas jarak jauh, tentu hal ini masih menuai serba keterbatasan, sebab masih banyak pekerjaan yang membutuhkan pekerjaan langsung, seperti industri manufaktur, tekstil, produksi, pangan, kesehatan, perusahaan transportasi, dan sebagainya.

More
articles