Lanskap Media Digital di Indonesia
Dalam buku yang berjudul “Digital Indonesia: Connectivity and Divergency” yang diterbitkan oleh ISEAS Yusof Ishak Institute pada tahun 2017 menunjukkan lanskap media baru di Indonesia. Temuannya adalah era reformasi merupakan titik melesatnya perkembangan bisnis media dan kini oligopoli adalah wajah dari hasil kemenangan perusahaan media mainstream terhadap proses digitalisasi teknologi yang tidak mampu ditolak oleh perkembangan zaman. Kenyataannya dengan adanya teknologi digital media mainstream menjadi yang paling siap menghadapi sebagai tantangan dan justru menjadikannya sebagai peluang. Digitalisasi adalah situasi yang justru mudah diakrabi oleh mereka yang siap dengan modal kapital yang lebih besar. Hasil kemudian tentu adalah pelipatan kapital yang lebih besar menjadikan mereka sebagai oligarki media yang selanjutnya dengan mudah merembes pada kekuatan politik tertentu dan berikutnya turut mempengaruhinya. Yang terjadi kemudian adalah sentralisasi dan jalan kekuasaan semakin ramah pada elite dan sebaliknya media kecil semakin berguguran dan harapan terciptanya divergensi media semakin memudar.
Era media baru sebagai anak kandung transformasi teknologi digital akhirnya membawa berbagai konsekuensi, dalam ranah perkembangan masyarakat fenomena seperti ini dapat dilihat sebagai “trajectory of obsolescing” (McLuhan, 1964) di mana medium baru meluas dan menggeser medium sebelumnya. Media baru adalah juga tombak baru bagi terbentuknya masyarakat jaringan sepertinya dimaksudkan oleh Manuel Castels,…