Epistemik Indonesia

KAPABILITAS POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA DALAM MENANGANI NASIONALISME VAKSIN DI MASA PANDEMI

Date

Pandemi COVID-19 meningkatkan kontestasi politik luar negeri negara- negara di dunia. Kontestasi tersebut tercermin pada perubahan perilaku tiap negara dalam menangani pandemi COVID-19, salah satunya yakni mendahulukan kepentingan nasional tanpa mengindahkan prinsip-prinsip internasional yang berlaku. Gagasan tersebut merupakan awal mula munculnya “Nasionalisme Vaksin” sebagai justifikasi suatu negara atas sekuritisasi alat-alat kebutuhan kesehatan seperti alat-alat kesehatan penunjang tabung oxygen, obat-obatan dan, yang terpenting, vaksin menjadi penting bagi tiap negara untuk memprioritaskan kebutuhan nasionalnya terlebih dahulu. Sekuritisasi tersebut mengakibatkan timbulnya potensi ancaman ketimpangan distribusi vaksin, khususnya pada negara berkembang. Munculnya gagasan “nasionalisme vaksin” dapat memperburuk kondisi ketimpangan tersebut atau bahkan dapat menjadi faktor utama terjadinya kondisi ketimpangan tersebut. Maka dari itu, Indonesia tidak bisa berjalan sendiri dalam mengatasi fenomena tersebut. Indonesia membutuhkan kapabiltas politik luar negeri yang mempuni dalam membangun kerja sama dalam pemenuhan vaksinasi dalam negeri dan menghadapi situasi nasionalisme vaksin yang terjadi pada masa pandemi...

Nasionalisme Vaksin

Vaksinasi merupakan satu-satunya jalan keluar dalam menangani pandemi COVID-19. bagaikan efek domino, vaksinasi berperan penting dalam pemulihan ekonomi nasional. Vaksinasi yang gencar akan memutus rantai penyebaran COVID-19 dan sebagai kick off dalam pemulihan ruang gerak perekonomian, khususnya, ekonomi mikro dan ekonomi makro. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani, pada keterangan pers secara virtual usai sidang kabinet paripurna.

Sri Mulyani mengemukakan bahwa vaksinasi covid-19 menjadi syarat utama dalam menjaga ketahanan masyarakat sekaligus memulihkan perekonomian nasional. Lebih lanjut lagi, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa, sejak berjalannya proses vaksinasi, perekonomian Indonesia menunjukkan tren positif yang dilihat berdasarkan realisasi APBN tahun 2021. Pada kuartal I, Perekonomian Indonesia minus di angka 0,7%, namun pada kuartal II, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan naik di angka 3,1 – 3,3%2 (Kominfo, 2021).

Vaksinasi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia tidak terlepas dari adanya ancaman ketimpangan distribusi vaksin. Ancaman terhadap ketimpangan vaksinasi terjadi apabila dikursus mengenai Nasionalisme vaksin atau Nationalism vaccine terus digalakkan oleh negara-negara penghasil dan pemilik pasokan vaksin yang lebih banyak dibandingkan dengan negara lainnya. Fenomena nasionalisme vaksin tercermin di dalam dominasi negara-negara besar pada proses distribusi vaksin global guna mengamankan terlebih dahulu vaksin demi keberlangsungan penanganan pandemik di negara-negara tersebut. Nasionalisme vaksin tidak hanya menyebabkan langkanya pasokan vaksin dalam negeri, tetapi juga potensi ketimpangan akses yang terjadi antara negara maju dan berkembang dalam memperoleh vaksin. Harry Kretchmer mengemukakan bahwa nasionalisme vaksin identik dengan beberapa fenomena seperti contoh yaitu negara yang paling kaya adalah negara pertama yang mengamankan triliunan dosis vaksin ketika negara berkembang masih berjuang untuk mengakses vaksin tersebut (Kretchmer, 2021)…

More
articles