Program Ekonomi Penanganan Pandemi
Penilaian warga secara nasional terhadap kondisi ekonomi rumah tangga masing-masing sekarang dibanding sebelum adanya Covid-19, negatif. Jauh lebih banyak yang menyatakan sekarang lebih buruk dibanding yang menyatakan lebih baik. Perbedaannya sangat signifikan, hampir tak ada yang menyatakan sekarang lebih baik.
Menteri Keuangan menekankan bahwa terdapat empat sektor yang paling terpukul akibat pandemi, yakni sektor rumah tangga, pekerja informal, UMKM dan korporasi. Dari keempat sektor tersebut, pekerja adalah yang paling rentan kehilangan pendapatan dalam jumlah yang besar. Lebih jauh, kelompok masyarakat yang paling rentan bisa diidentifikasi berdasarkan pekerjaan yang paling terpukul akibat COVID-19. Pertama, pekerja informal yang kehilangan pendapatan akibat kebijakan containment. Kerja dari rumah (KDR) dan physical distancing menyebabkan penurunan permintaan terhadap jasa pekerja informal. Sederhananya, pekerja informal mencakup pekerja dan pengusaha yang tidak terikat kontrak, seperti sopir transportasi daring, sopir taksi, buruh harian, atau pedagang kaki lima.
Per Agustus 2019, pekerja informal di Indonesia meliputi 55,72 persen dari total tenaga kerja. Sebagian besar pekerja informal mengandalkan upah harian untuk memenuhi kebutuhannya. Ini dapat mengindikasikan bahwa pekerja informal tidak memiliki tabungan sebagai jaring pengaman di tengah situasi saat ini. Kedua, kelompok masyarakat rentan selanjutnya adalah para pekerja yang di PHK di masa pandemi. Jumlah pekerja yang di PHK atau dirumahkan terus melonjak tajam setelah himbauan pertama KDR yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada 16 Maret 2020. Adapun sektor yang paling rentan terdampak COVID-19 di Indonesia adalah sektor-sektor yang terlibat pada rantai pasokan global atau aktivitasnya memerlukan kehadiran atau interaksi fisik, meliputi sektor pariwisata, transportasi, restoran, retail, dan manufaktur…